
Tipe Data Raster pada GIS (Lanjutan)
Dalam dunia Sistem Informasi Geografis (GIS), data spasial dibagi menjadi dua tipe utama: vektor dan raster. Pada artikel kali ini, kita akan fokus membahas data raster, termasuk pengertian, karakteristik, jenis, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Apa Itu Data Raster?
Data raster adalah representasi data spasial yang terdiri dari grid atau piksel-piksel (cell) yang membentuk sebuah gambar atau permukaan. Setiap piksel memiliki nilai tertentu yang merepresentasikan informasi, seperti suhu, ketinggian, kelembaban, tutupan lahan, atau nilai-nilai citra satelit.
Secara sederhana, data raster menyerupai gambar digital, seperti foto JPEG atau PNG, di mana setiap titik memiliki warna atau intensitas tertentu.
Ciri-Ciri Data Raster
- Tersusun atas baris dan kolom membentuk grid.
- Setiap cell/piksel memiliki nilai tunggal.
- Cocok untuk data kontinu (berkelanjutan) seperti suhu, curah hujan, elevasi.
- Ukuran file bisa besar tergantung resolusi spasial.
- Umumnya digunakan dalam citra satelit, pemodelan spasial, dan analisis lingkungan.
Jenis-Jenis Data Raster
- Raster Tematik
Menyimpan nilai kategori atau klasifikasi, misalnya tipe tutupan lahan (hutan, sawah, permukiman). - Raster Kontinu
Mewakili data dengan variasi nilai terus-menerus, seperti data ketinggian (DEM), suhu udara, atau kelembaban tanah. - Citra Raster (Imagery)
Data raster berupa hasil tangkapan sensor, seperti citra satelit, drone, atau foto udara.
Kelebihan Data Raster
- Sederhana dan mudah diproses oleh komputer.
- Sangat cocok untuk analisis spasial yang kompleks, seperti interpolasi atau pemodelan permukaan.
- Dapat menampung data dalam skala besar dan resolusi tinggi.
Kekurangan Data Raster
- Ukuran file bisa sangat besar, terutama untuk area luas dengan resolusi tinggi.
- Kurang efisien dalam menyimpan objek diskrit seperti jalan, bangunan (lebih cocok menggunakan data vektor).
- Detail objek bisa hilang jika resolusi terlalu rendah.
Contoh Penggunaan Data Raster dalam Kehidupan
- Pemetaan tutupan lahan menggunakan citra satelit untuk analisis perubahan lingkungan.
- Model elevasi digital (DEM) untuk analisis banjir dan perencanaan tata ruang.
- Analisis NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) untuk mengetahui tingkat kehijauan vegetasi.
- Pemetaan suhu permukaan untuk studi perubahan iklim.
Kesimpulan
Data raster memainkan peran yang sangat penting dalam berbagai analisis spasial, terutama untuk data kontinu seperti suhu, curah hujan, elevasi, dan indeks vegetasi. Karakteristik grid-nya memungkinkan pemrosesan spasial secara efisien dan mendukung berbagai metode analisis seperti:
- Interpolasi spasial, untuk memperkirakan nilai di lokasi yang tidak memiliki data langsung.
- Klasifikasi citra, untuk mengelompokkan piksel berdasarkan jenis lahan atau objek dalam citra satelit.
- Pemodelan permukaan seperti slope, aspek, dan aliran air dari data elevasi.
- Pemantauan perubahan tutupan lahan atau vegetasi melalui perbandingan multi-temporal raster.
Walau memiliki keterbatasan seperti ukuran file yang besar dan kurang akurat untuk data diskrit, data raster tetap menjadi pilihan utama untuk banyak kasus di bidang lingkungan, pertanian, kehutanan, mitigasi bencana, dan perencanaan wilayah.
Dengan semakin mudahnya akses terhadap citra satelit dan perangkat lunak open-source seperti QGIS, kemampuan untuk mengolah dan menganalisis data raster kini tidak hanya terbatas pada kalangan profesional, tetapi juga terbuka luas bagi akademisi, pelajar, dan masyarakat umum.
Lihat referensi sebelumnya pada post “Jenis Data pada Sistem Informasi Geografis (GIS)“
Lihat referensi selanjutnya pada post “Pengolahan Data Spasial dengan VueJS, Leaflet dan PostGIS“